cara membuat gasrok padi dari kayu

PanduanLengkap Teknologi budidaya Hazton. By kebumen how 7/24/2017 Add Comment. PETANI - Teknologi budidaya Hazton pada tanaman padi dicirikan dengan penggunaan bibit tua berumur 25-30 hari setelah semai dan jumlah bibit per lubang tanam 20-30 batang. Komponen teknologi lainnya menggunakan pendekatan Pengelolaan Tanaman Carapembuatan bibit seperti padi bisaa, hanya yang harus diperhatikan adalah saat bibit padi umur 1 minggu sebaiknya kita beri NPK secukupnya. Dan saat bibit satu minggu menjelang tanam sebaiknya kita aplikasi pestisida, agar saat penanaman nanti tidak ada hama dan penyakit yang terbawa ke pertanaman. Tahukahanda dengan tanaman padi. Tanaman padi menghasilkan beras, beras identik dengan makanan pokok keseharian masyarakat. Banyak masyarakat indonesia membudidayakan tanaman padidengan berbagai tahap dan cara, dengan hasil panen yang melimpah juga. Anda ingin budidaya tanaman padi, pelajari dan mulailah dari Merendamkayu setelah di rebus. Setelah melakukan perebusan pada kayu, selanjutnya masukanlah batang kayu kedalam air dengan di beri pemberat berupa batu atau besi selama kurang lebih 2-3 minggu. Di mana semakin lama kayu di rendam, maka hasilnya juga akan semakin memuaskan. Baca Juga : Cara Mengatasi Kayu Aquascape Berlendir. Jl Rawajaha No. 46 Kel. Situgede Kec. Bogor Barat. Kota Bogor-Indonesia. Telp. (0251) 8428071. HP. 0812-8083-2528. Email: kawanindoteknik@ gmail.com. Kirimkan Permintaan Harga Anda Kepada Kami Via Email: kawanindoteknik@ gmail.com. Alat Pertanian yang kami jual adalah: Pengolahan Tanah, Budidaya Tanaman, Pemupukan, Pengendalian Hama, Irigasi Mein Freund Flirtet Mit Anderen Frauen. SEBAGAI perusahaan tambang dan pengolahan nikel terbesar, PT Vale Indonesia PT Vale berkomitmen menerapkan nilai-nilai pada kelestarian lingkungan dan sosial yang berkelanjutan. OLEH M RAIN DALING * Selama lebih dari lima dasawarsa beroperasi di Blok Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, PT Vale selalu memegang teguh nilai-nilai sosial, ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan. Prinsip-prinsip tersebut bukan saja tercermin pada kegiatan produksi semata, namun juga pada tanggungjawab sosial masyarakat. Salah satunya, Program Pertanian Sehat Ramah Lingkungan Berkelanjutan PSRLB pada wilayah pemberdayaan di Blok Sorowako. Program PSRLB mengubah petani dalam cara budi daya padi yang awalnya konvensional, beralih menggunakan metode System of Rice Intensification SRI organik yang ramah lingkungan. SRI organik, merupakan prinsip bertani sawah yang sama sekali tidak menggunakan bahan-bahan kimiawi, melainkan seluruh proses menggunakan bahan organik. Dalam penerapan cara tanam SRI organik, PT Vale mengembangkan Teknologi Tepat Guna TTG penyiang atau gasrok gulma padi yang ramah lingkungan. “Teknologi gasrok merupakan instrumen penting dalam budi daya pertanian sehat ramah lingkungan berkelanjutan,” kata Senior Koordinator Program Sosial PT Vale, Laode Muhammad Ichman, Rabu 24/11/2021. Sebagai alat penyiang padi, gasrok punya peran 40 persen pemeliharaan tanaman melalui kegiatan penyiangan gulma padi pada metode SRI organik. Ichman menjelaskan, kegiatan menggunakan gasrok manual berpengaruh terhadap sifat fisik tanah menjadi gembur melalui perubahan aerasi tanah dan daya inpiltrasi tanah. “Putusnya sebagian perakaran lateral pada padi, sehingga memberikan efek rangsangan pertumbuhan akar yang lebih baik dan produktif,” ucapnya. Selain itu, memotivasi kehidupan biodiversiti pada ekosistem, dan menstabilkan daur aliran energi, sebagai modal keberlanjutan ekosistem. “Sebagai media fasilitasnya pengendalian berbagai organisme pengganggu tanaman. Membantu daya pengikatan terhadap air, memfasilitasi cepatnya terbentuk humus, peningkatan produktivitas hasil gabah,” jelasnya. Penggunaan teknologi ini, kata Ichman, dapat menurunkan emisi gas metan CH4 dan Dinitrogen Monoksida N20. Bahkan, kata Ichman, mampu mengurangi emisi gas CO2 akibat tidak ada pembakaran jerami seperti pada metode konvensional. Dan terpenting, teknologi ini dapat memelihara keanekaragaman hayati yang membentuk suatu rantai makanan, sehingga akan membuat alam seimbang. “Mengurangi problem sampah yang mencemari lingkungan kompos dan peningkatan kadar bahan organik dalam tanah,” kata Ichman. Dia mengatakan, penggunaan teknologi ini juga dapat menghemat 20 persen biaya pengolahan lahan. Ketersedian pupuk yang dibuat secara mandiri kompos. “Karena tidak menggunakan pestisida/racun yang dibeli dari toko. Biaya perawatan dan penyiangan gulma lebih hemat. Penggunaan air juga sangat hemat,” ucapnya. “Produktivitas hasil produksi meningkat, harga pembelian beras organik relatif lebih tinggi,” ucapnya lagi. Hal tersebut sejalan demi tercapainya perbaikan budi daya pertanian pada komoditas unggulan Luwu Timur, dengan menggunakan teknologi budi daya yang maju dan ramah lingkungan. Tercapai peningkatan nilai tambah produk pertanian melalui kegiatan pengolahan produk pertanian untuk mendapat nilai tambah ekonomi masyarakat agraris. Selain itu, TTG sejalan dengan nilai Vale, bahwa kehidupan adalah yang terpenting. “TTG juga sejalan dengan nilai Vale, bahwa kehidupan adalah yang terpenting, bahwa kehadirannya untuk menghargai bumi dan manusia,” kata Ichman. Konsep ini hadir membawa nilai dan mendukung fokus Vale dalam “Net Zero Emissions” atau Nol-Bersih Emisi. “Menjadi komitmen Vale untuk menjadi industri pertambangan Net Zero Emissions pada tahun 2050,” ujar Ichman. Berdasarkan hasil riset terakhir penggunaan gasrok manual, kata Ichman, risk matrix turun dari sebelumnya 80 persen menjadi 12 persen. “Emisi karbon yang dapat dihitung dari penghematan konsumsi bahan bakar per hektar dalam 1 tahun adalah sebesar 528 kilogram CO2e,” ucapnya. Kemudian, kata Ichman, efisiensi bahan bakar minyak BBM 280 liter per tahun dan oli 120 liter per tahun. PRODUKSI gasrok diserahkan oleh SDP ke Asosiasi Petani SRI organik Luwu Timur. FOTO DOK VALE AWAL MULA PENGGUNAAN GASROK Sejak peralihan dari konvensional ke metode tanam SRI organik pada 2015 hingga saat ini, petani binaan PT Vale diarahkan menggunakan gasrok gulma padi. “Dari pertama program PSRLB berlangsung, petani sudah kami arahkan untuk membuat gasrok untuk penyiangan gulma padi,” kata Yogi AMP, pendamping program PSRLB dari Yayasan Aliksa Organik SRI sebagai mitra PT Vale. Gasrok merupakan teknologi atau alat penyiangan gulma padi manual yang dimodifikasi sebagai pengganti herbisida racun rumput, yang sebelumnya digunakan oleh petani dalam metode konvensional. Pada awalnya, gasrok masih terbuat dari kayu. Namun, sering berjalannya waktu, pihaknya bekerjasama dengan Akademi Tehnik Sorowako ATS di bawah bendera PT Vale, mengembangkan teknologi gasrok menggunakan besi. “Saat ini sudah kerjasama dengan ATS menggunakan besi yang dimodifikasi,” ucapnya, Kamis 25/11/2021. Yogi menjelaskan, budidaya padi pada metode konvensional menggunakan herbisida untuk membasmi rumput. Sedangkan, budidaya SRI Organik menggunakan gasrok untuk mengendalikan rumput atau gulma padi. “Jadi di SRI Organik menggunakan gasrok sebagai alat pengganti herbisida yang selama ini digunakan petani di metode konvensional,” ucap Yogi. Manfaat Gasrok, ucap Yogi, tidak mencemari air, udara, tanah dan tanaman budidaya, sehingga sangat ramah lingkungan. “Gasrok membalikkan tanah sehingga udara perputaran dan pertukaran udara lancar yang berdampak pada kesuburan perakaran dan tanaman,” ucap Yogi. Selain itu, gasrok juga tidak membunuh jasad non-sasaran musuh alami, terkendalinya gulma tanaman, tidak ketergantungan terhadap racun rumput herbisida. “Gasrok murah dan dapat dibuat dimana saja karena bahannya mudah didapat,” ucapnya. MENYUBURKAN TANAH, MENINGKATKAN PRODUKSI Gasrok sangat ramah lingkungan, tidak mencemari air, tanah, udara dan tanaman budidaya. Yang paling penting dari hasil teknologi ini adalah menyehatkan bagi alam dan manusia. Metode penggunaan gasrok juga bermanfaat agar tidak terjadinya degradasi serangga tanaman, rumput atau gulma ditenggelamkan sehingga dapat menjadi nutrisi kembali bagi tanaman budidaya. “Dengan gasrok, akan menjadikan akar yang subur. Dan tanaman yang subur maka akan meningkatkan produktivitas, kualitas dan kuantitas,” kata Yogi. Penggunaan gasrok pada metode tanam SRI organik, menghasilkan produksi yang jauh lebih tinggi ketimbang cara konvensional. Bahkan, masa panen meningkat menjadi dua kali setahun, dengan sekali panen mampu memproduksi padi sebanyak 6-7 ton per hektare. “Kalau konvensional hanya 4-5 ton per hektare. Sedangkan Gasrok dapat memproduksi padi 6-7 ton per hektare setiap panen,” jelas Yogi. Seiring dengan peningkatan produksi padi, petani juga mempunyai pendapatan yang jauh meningkat ketimbang saat masih menggunakan konvensional. Yogi mengilustrasikan pendapatan petani yang menggunakan metode SRI organik setiap musim panen, dengan harga beras organik Rp17 ribu-Rp18 ribu per kilogram. “Jika petani memproduksi padi 6-7 ton gabah kering pungut GKP per hektare, maka yang menjadi beras kisaran 45-50 persen dari jumlah tersebut, berarti paling sedikit tiga ton,” jelasnya. “Nah, jika GKP enam ton, maka menghasilkan beras organik tiga ton dikalikan Rp 17 ribu. Itulah pendapatan petani,” ujar Yogi. Tingginya pendapatan dari metode SRI organik ketimbang konvensional juga diamini oleh seorang petani binaan PT Vale, Yuli Sumule. Dia mengatakan, pola tanam SRI organik dengan penggunaan gasrok sangat menyuburkan tanah, dan yang paling penting adalah ramah terhadap lingkungan. “Saya juga menggunakan gasrok yang manual bantuan dari PT Vale,” kata Sumule, yang juga Ketua Kelompok Tani Mina Padi Manggis Desa Ledu-Ledu, Kecamatan Wasuponda, Luwu Timur. Dengan menggunakan gasrok, ujar Sumule, sangat memudahkan penyiangan gulma padi. “Saat beralih ke pola tanam SRI organik, kami hanya menggunakan gasrok, tidak ada alat lain,” ucapnya, Jumat 26/11/2021. Dia meyakini bahwa teknologi gasrok sangat membantu menyuburkan tanah. Rumput liar hilang, tanah gembur membantu padi menyerap nutrisi dari pupuk organik, sehingga berimbas pada peningkatan produktivitas padi setiap musim panen. “Tiap tahunnya dua kali panen, dengan hasil produksi rata-rata dua ton per hektare,” kata Sumule, yang menggarap satu setengah hektare sawah miliknya. Setiap panen, dia bisa mengantongi Rp 15 juta-Rp17 juta dari penjualan beras organik, hasil bertanam padi menggunakan metode SRI organik. “Biasa dapat Rp 15 juta-Rp 17 juta tergantung dari banyaknya yang dijual karena sebagian dikonsumsi. Perbandingannya 60 persen dijual dan 40 persen dikonsumsi,” ucapnya. PENGGUNAAN produk gasrok model lama yang masih terbuat dari kayu. FOTO DOK VALE Hasil yang dia dapat setelah beralih ke SRI organik, lebih banyak ketimbang masih konvensional. Sumule mengakui beras biasa atau non-organik hanya laku di pasaran Rp 9 ribu-Rp 10 ribu. “Dulu, saat masih konvensional non-organik, harga beras biasa kadang Rp 9 ribu, kadang Rp 10 ribu, tergantung harga pasaran,” ucapnya. Sementara, Head of Communications PT Vale, Bayu Aji, mengatakan, penggunaan gasrok dalam metode SRI organik telah memberi banyak manfaat, selain ekonomis juga menjaga ekologi agar terus lestari. Metode SRI organik dengan penggunaan teknologi gasrok telah dipraktikkan oleh 196 petani dengan lahan garapannya seluas 83,9 hektar di 9 kecamatan se Luwu Timur. “SRI organik memproduksi padi organik yang mengandalkan gasrok dan bahan alami, tanpa kimiawi, mulai dari proses tanam hingga panen,” ujar Bayu. Petani binaan PT Vale pun menghasilkan beras berlabel “Matano Rice” yang telah tersertifikasi organik berskala nasional dari Lembaga Sertifikasi Pangan Organik, Inofice. Tidak hanya kemampuan bertani organik yang diajarkan, PT Vale juga memberikan pendampingan kepada kelompok tani binaan dengan membukakan akses pasar. Hal itu penting agar beras organik yang dihasilkan petani binaan dapat dijual di Koperasi Karyawan PT Vale, dan beberapa toko sembako yang tersebar di Luwu Timur hingga ke luar kabupaten. “Inisiatif SRI organik melalui Program PRSLB, yang merupakan dari program sosial PT Vale atau yang lebih dikenal dengan Program Terpadu Pemberdayaan Masyarakat PTPM,” ucap Bayu. PT Vale, perusahaan sumber daya alam nomor satu di Indonesia, yang menggunakan standar global dalam menciptakan nilai jangka panjang, melalui keunggulan kinerja dan kepedulian terhadap manusia dan alam. *** * Penulis adalah Wakil Pemimpin Redaksi Tulisan ini diikutsertakan dalam Vale Journalist Writing & Photo Competition 2021, Tema Pertambangan Berkelanjutan

cara membuat gasrok padi dari kayu